SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.
Sabtu, 09 Juli 2011
Ribuan Warga Sambut Jambore Kader Perencanaan
Pameran dan Jambore Kader Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif yang digelar di Desa Julubori Kecamatan Palangga Kab.Gowa - Sulsel
Makassar, (KBSC).
Warga Desa Julubori Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan berinisitif untuk menggelar “jambore kader perencanaan penganggaran partisipatif”. Inisiatif ini bersambut dengan dukungan dari Pemerintah Desa Julubori, Yayasan WaKIL, ACCESS Phase II dan Pemerintah Kabupaten Gowa. Ribuan warga desa, termasuk dari warga desa tetangga memadati perkampungan Dusun Borong Bilalang Desa Julubori.
Jambore yang dilengkapi dengan pameran dari 26 desa di Kabupaten Gowa juga turut dihadiri berbagai kalangan, selain pemerintah, juga datang dari aktivis LSM dan media. Peserta utama yaitu 120 orang dari desa-desa di kabupaten, seluruh pemerintahan desa, pemerintahan kecamatan, SKPD Kab.Gowa, dan unsure-unsur lain.
Jambore ini juga menampilkan berbagai inovasi dan kreasi dari warga dan organisasi warga, termasuk kelompok tani, kelompok tani hutan, kelompok ternak, kelompok pengrajin kue dan anyaman, termasuk kelompok simpan pinjam perempuan yang mendapatkan dana hibah dari program PNPM, PKK, LKMD,BPD, karang taruna, koperasi, remaja masjid dan organisasi rakyat lainnya.
Dari sekian banyak kreasi yang dipamerkan, diantaranya adalah “kopi tuak”, sebuah menu racikan dari warga dan kader-kader pemberdayaan masyarakat dari Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong. Selama ini, menurut Fasilitatornya M.Natsir Dg.Tola, bahwa masyarakat Parigi sebenarnya sudah lama menggunakan menu-menu tersebut diatas, bahkan dulu, belum dikenal banyak gula pasir, dimana masyarakat minum kopi menggunakan gula aren.
Caranya, adalah menghidangkan air panas dengan seduhan kopi hitam, lalu disamping gelas itu disiapkan juga potongan-potongan kecil gula aren. Jadi ketika kita menkonsumsinya, yaitu langsung minum kopi pahitnya (seperti biasa minum air putih), lalu cepat-cepat masukkan gula aren tersebut ke dalam mulut, sehingga kopi dan gula aren nanti bercampurnya di tenggorokan.
Tapi alhasil, dengan seringnya warga berkumpul dan berdiskusi, yang selama ini intens membuat perencanaan pembangunan di desa, mereka bersepakat bagaimana kalau proses pembuatan gula merah itu tidak semuanya jadi gula merah, tapi ketika cairan dari air nirah itu mulai mendidih, ketika warnanya sudah mulai putih keruh, maka air nirah tersebut diangkat, lalu didinginkan.
Nah, karena prosesnya setengah matang, antara air nirah asli dan belum jadi kristal atau air mengental, maka rasa dan baunya masih sangat kental. Jadi dengan air setengah jadi gula ini kemudian itu nantinya dicampurkan dalam kopi pahit, dimana air nirah dan kopinya dimasak secara bersama-sama sampai mendidih. Rasanya, mak nyos,…
Kopi tuak ini juga dirasakan oleh sejumlah pengunjung pameran dan jambore, malah Bupati Gowa yang diwakili Asisten I Pemkab Gowa sewaktu usai membuka acara tersebut, sempat melihat proses pembuatan kopi tuak itu. Dg Tola mengakui, kopi tuak ini sudah diurus perizinan hak patennya. (sultan darampa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi