Makassar, (KBSC)
Hidup ini adalah sama dengan sejarah pribadi, misalnya pekerjaan itu tidak perlu pilih-pilih asal halal. Jadi disamping jual ikan, juga gembala sapi, itu dimulai sejak SR (sekolah rakyat), pagi-pagi bawa sapi ke rumput setelah subuh, atau menggiring sapi sambil menuju sekolah. Nah, di tengah-tengah jam istirahat, saya manfaatkan waktu untuk menggiring sapi ke sungai atau kali guna memberi minum, apalagi kalau sudah tengah hari, selesai setelah diikat di padang rumput, lalu kembali lagi ke sekolah.
Waktu di PGA, jumlah siswa-siswi kurang lebih 40-an orang, anak didik, dan dahsyat lagi, karena yang hanya berhasil menyelesaikan ijazah PGA-nya hanya 4 orang untuk lanjut kuliah.
Jadi dalam bekerja motto saya cukup sederhana. Asal saya bisa dapat pekerjaan, saya terus bekerja, dan akibatnya, saya tidak pernah bayangkan hasilnya seperti sekarang ini. Apalagi waktu, kebanggaan betul bagi saya, karena belum ada orang Tolaki yang jadi pejabat di Depag, baru saya kemudian.
Apalagi waktu yang jadi kepala kantor atau Kandepag biasanya hanya satu atau dua orang saja, misalnya H. Muh. Samir dan H. Duman Badaru, selebihnya tidak ada, belum ada penjabat kepala bidang, jadi pejabat waktu tidak ada stafnya .
Tapi sebelum jadi Kakanwil Depag, saya awalnya jadi guru dulu, itu selama 3 tahun. Kemudian, jadi wakil kepala sekolah pada tahun 1968-1989. Tahun 1990, jadi Kepala Mts 1 Kendari, sampai tahun 1998. Tahun 1999, jadi kepala sekolah Mts 2, selama setahun, karena tahun 2000 diangkat menjadi kepala seksi perguruan dengan golongan IV/A di Kandepag sampai 2002. Tahun 2002, masih di Kanwil Depag, diangkat menjadi Kabag TU sampai 2005. Puncaknya, pada 14 November 2005 dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara waktu, Ali Mazi SH, sebagai Kakanwil Depag Propinsi Sultra, sampai sekarang.
Sebagai Kakanwil, saya memprioritaskan agar 529 kepala madrasah di Sulawesi Tenggara sudah berpendidikan master atau S2, karena sebelmunay, yakni tahun 2009, sudah 350 kepala madrasah atau guru, atau pengawas sementara menjalani kuliah S2. Pada Tahun 2013 nantinya, maka semua Kandepag lulusan doktor, S3. Tujuannya, agar lembaga-lembaga pendidikan semakin kredibel. (anno-nining)
Hidup ini adalah sama dengan sejarah pribadi, misalnya pekerjaan itu tidak perlu pilih-pilih asal halal. Jadi disamping jual ikan, juga gembala sapi, itu dimulai sejak SR (sekolah rakyat), pagi-pagi bawa sapi ke rumput setelah subuh, atau menggiring sapi sambil menuju sekolah. Nah, di tengah-tengah jam istirahat, saya manfaatkan waktu untuk menggiring sapi ke sungai atau kali guna memberi minum, apalagi kalau sudah tengah hari, selesai setelah diikat di padang rumput, lalu kembali lagi ke sekolah.
Waktu di PGA, jumlah siswa-siswi kurang lebih 40-an orang, anak didik, dan dahsyat lagi, karena yang hanya berhasil menyelesaikan ijazah PGA-nya hanya 4 orang untuk lanjut kuliah.
Jadi dalam bekerja motto saya cukup sederhana. Asal saya bisa dapat pekerjaan, saya terus bekerja, dan akibatnya, saya tidak pernah bayangkan hasilnya seperti sekarang ini. Apalagi waktu, kebanggaan betul bagi saya, karena belum ada orang Tolaki yang jadi pejabat di Depag, baru saya kemudian.
Apalagi waktu yang jadi kepala kantor atau Kandepag biasanya hanya satu atau dua orang saja, misalnya H. Muh. Samir dan H. Duman Badaru, selebihnya tidak ada, belum ada penjabat kepala bidang, jadi pejabat waktu tidak ada stafnya .
Tapi sebelum jadi Kakanwil Depag, saya awalnya jadi guru dulu, itu selama 3 tahun. Kemudian, jadi wakil kepala sekolah pada tahun 1968-1989. Tahun 1990, jadi Kepala Mts 1 Kendari, sampai tahun 1998. Tahun 1999, jadi kepala sekolah Mts 2, selama setahun, karena tahun 2000 diangkat menjadi kepala seksi perguruan dengan golongan IV/A di Kandepag sampai 2002. Tahun 2002, masih di Kanwil Depag, diangkat menjadi Kabag TU sampai 2005. Puncaknya, pada 14 November 2005 dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara waktu, Ali Mazi SH, sebagai Kakanwil Depag Propinsi Sultra, sampai sekarang.
Sebagai Kakanwil, saya memprioritaskan agar 529 kepala madrasah di Sulawesi Tenggara sudah berpendidikan master atau S2, karena sebelmunay, yakni tahun 2009, sudah 350 kepala madrasah atau guru, atau pengawas sementara menjalani kuliah S2. Pada Tahun 2013 nantinya, maka semua Kandepag lulusan doktor, S3. Tujuannya, agar lembaga-lembaga pendidikan semakin kredibel. (anno-nining)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi