SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.

Rabu, 17 Februari 2010

Laporan Perjalanan dari Papua (1)

Seorang anggota perkumpulan telapak telah melakukan perjalanan ke pedaman Papua. Berikut catatannya yang disampaikan dalam milis hayati.
Luar Biasa...
Menakjubkan. ...
Petualang Sejati....

  Wiuh...perjalanan yang sangat melelahkan, 3 hari hanya dalam perjalanan saja. 10 jam perjalanan menggunakan mobil 4WD dari ibukota Kabupaten Sorong menuju Kampung Thaksimara dan dilanjutkan ke Kampung Womba menggunakan Katinting selama 8 jam. Perjalanan menggunakan Katinting melewati sungai Kamundan yang membelah Kab. Maybrat sampai ke Laut.

Sungainya banyak jeram dan dangkal dan ini yang menjadi sangat menantang, kami kadang2 harus turun dari perahu untuk mendorong katinting mencari aliran yang dalam, padahal sungai kamundan banyak buayanya. Jadi kalo air udah sampai di pinggang sudah cepat-cepat naik kedalam perahu, takut-takut cuman KTP yang balik bukan kaminya.

Sepanjang sungai Kamundan, kami masih bisa menemukan kalong yang ribuan jumlahnya yang bertengger terbalik di pohon2 kayu susu yang berjejer di sepanjang sungai Kamundan, dan sesekali juga terlihat rusa yang berdiri sepanjang sungai. Mungkin kami aneh bagi mereka,..karena kawasan ini jarang sekali dimasuki oleh orang luar selain orang papua sendiri. Dan kalo mata kita tajam seperti elang, kita akan menemukan moncong dan beberapa buaya yang berjemur di atas kayu-kayu yang tumbang di sepajang sungai.

Dan kalo di saat2 kami istirahat untuk membetulkan mesin yang nyangkut oleh kayu di tengah sungai, terdengar sekali2 suara mambruk dan burung maleo memanggil pasanganya. Pemandanganya muatap re..di beberapa tempat kita disuguhi dinding-dinding batu yang menjulang tinggi, kaya di filemnya juratis park itu lo...

Dari Kampung Womba, kami jalan kaki menuju ke kampung Wormu selama 10 jam. Perjalanan yang berat, karena banyak lintahnya. Dan beberapa anak sungai yang mesti di lewati. Dan yang paling senang adalah kawasan ini masih perawan sekali, dimana kayu2 merbau sebesar gaban masih berdiri tegak, aku berpikir ini kalo telapak mau usaha comunity logging pas benar...atau yang lagi ngetren sekarang yaitu jual carbon. Wilayah ini belum tersentuh sama sekali oleh para cukong, luasnya sih kira 5-10 ribu ha. Kami sampai di kampung Wormu udah agak gelap dan di suguhi daging kaswari panggang dan juga dendeng buaya [tinggal pilih].

Kampung Wormu ada di tengah2 hutan belantara antara sungai Kamundan dan sungai Warigiar, praktis kalo mau ke kampung ini harus ikut kedua sungai ini. di bagian timur (sungai waragiar) ada perusahan yang masuk dan jalannya sudah dibuka sampai ke belakang kampung tapi masyarakat tidak setuju-karena jalan yang dibuat oleh perusahan hanya mengincar kayu-kayu merbabu mereka saja.

Sampai sekarang tidak ada satupun kayu merbau yang diambil oleh perusahan di sekitar kampung yang jumlahnya mungkin 1000 pohon, perusahan hanya berani mengambil di bagian sungai yang lain yaitu diantara sungai warigiar dan sungai Nyan.Kawasan ini masuk dalam wilayah adat Syhwa (teman2 Teddy Kosamah, daniel dan david) yang juga cukup kenal dengan teman2 Telapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi