SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.

Jumat, 11 Mei 2012

Perkampungan Industri Tenun Tradsional

  Seorang usahawan muda dunia pertenunan nasional, Juwita mengatakan, sehubungan lagi trend dan permintaan pasar hasil tenun tradisional lagi naik daun, bahkan permintaan pun membludak, sementara produksi yang masih minim, maka mendesak untuk dibangun pusat kawasan industry tenun tradisional di Kota Kendari.

     Menurutnya, yang ada selama ini hanya pusat-pusat pameran atau pusat penjualan hasil-hasil kerajinan, salah satu diantaranya adalah di Sompu Opu, Makassar, tetapi untuk pusat produksi, utamanya hasil-hasil kerajinan, itu yang belum ada di Sulawesi.
     “Olehnya itu, penting untuk semua pihak, termasuk intansi pemerintah memikirkan sebuah perkampungan (kawasan) produksi tenun tradisional di Sulawesi Tenggara, atau di Kendari,” ungkap perempuan kelahiran Sengkang – Wajo ini.
     Dia mengakui, memang ada satu kawasan di Kabupaten Wajo – Sulawesi Selatan yang merupakan basis industry tenun yang dikelola secara turun-temurun, bahkan di dalam kampung itu setiap rumah memiliki alat pemintalan tenun, meski itu masih sederhana.
      Tapi apa yang dimiliki Wajo ini, rasanya memang jauh dari cukup, apalagi untuk kebutuhan Sulawesi Tenggara yang tentu mengandalkan corak khas tenun daerah ini. “Corak Kendari, To Laki, Mekongga, Buton, Muna dan Moronene, harus dibikin oleh pengrajin daerah ini, kita tidak mungkin mengandalkan pihak luar daerah, atau mendatangkan pengrajin dari luar untuk mengelola asset kita,” tambahnya.
   
  Ia mencontohkan, industry tenun yang dikelolanya selama ini sudah cukup berhasil, dengan mengandalkan tenaga kerja sekitar 10 orang, dengan rata-rata gaji Rp 2 juta sampai RP 3 juta perbulan, masih jauh dari pemenuhan permintaan pasar, malah untuk permintaan Kota Kendari, seperti pakaian pegawai (PNS) saja masih kewalahan.
     “Memang kita lagi beruntung, dengan gebrakan dan bimbingan serta promosi yang tak henti-hentinya dari Ketua Derkranasda Sulawesi Tenggara, Ny.Tina Nur Alam, maka tenun Sultra mengalami kemajuan luar biasa, bahkan sampai industry dan mode internasional pun menggandrunginya,” cetusnya.
     Dengan adanya perkampungan tenun tradisional yang dikelola secara professional, maka otomatis itu sangat membantu ekonomi keluarga, utamanya perempuan, karena memang rata-rata pengrajin itu perempuan, sehingga dengan adanya kawasan industry tenun tradisional ini kemungkinannya bukan hanya sekedar membantu ekonomi keluarga, malah bisa menjadi penghasilan utama keluarga.                                               (nining)

Rp 350 Juta, ADD / ADK Bombana


Gebrakan pasangan Bupati H.Tafdil bersama wakilnya Ir. Hj.Masyhura dalam mewujudkan pembangunan Kabupaten Bombana ke depan semakin menggairahkan arah dan proses dalam peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
    Salah satu kebijakannya yang dinilai menjadi kebutuhan riil bagi masyarakat Bombana adalah terdongkraknya alokasi dana desa (ADD) dan alokasi dana kelurahan (ADK) menjadi Rp 350 juta setiap tahunnya.
     Peningkatan bantuan pada aspek pemberdayaan, peningkatan kapasitas sumber daya lokal hingga pada pembenahan infrastruktur kabupaten terangkum dalam idiom-idiom “gerakan membangun masyarakat Bombana (GEMBIRA)”. 
   Kemudian pada aspek peningkatan sumber daya manusia (SDM) ini, Wakil Bupati Ir.Hj.Masyhura lebih focus pada pengembangan bidang keagamaan. Untuk keagamaan, Ir.Hj.Masyurah sendiri juga turut langsung mempersiapkan segala kebutuhannya sampai ke kecamatan dan desa-desa.
     “Kita telah mengadakan training of training (TOT) para guru mengaji pada setiap desa-desa dan kelurahan. Nantinya, hasil TOT ini-lah yang kemudian memastikan pelaksanaan pengajian pada setiap kelompok-kelompok yang sudah dibentuk,” kata Masyhura.
     Guna lebih mengintensifkan cara kerja para guru mengaji, maka Pemerintah Kabu-paten secara rutin telah mengeluarkan biaya rutin peng-gajian, atau honor, pada setiap bulannya bagi setiap guru mengaji. 
 Pengarusutamaan pada bidang ke-agamaan ini karena memang kondisi masyarakat Bombana yang masih sangat agamais, apalagi memang Bombana dihuni penduduk yang mayoritas Islam, sekitar 90 persen.
      Sehingga dengan program ini pun juga menjadi bagian dari rencana pihak lembaga pengembangan tilawatil qur’an (LPTQ) propinsi Sulawesi Tenggara. Meski demikian, Masyhura  juga menyadari bahwa LPTQ tahun-tahun sebelumnya memang tidak mengalami lonjakan progres kegiatan.
      Jadi baik kerangka kegiatan keagamaan di Bombana maupun dalam skema pengembangan LPTQ, maka Masyhura juga intens memantau kegiatan pengajian-pengajian yang terus dilakukan di masjid, atau di tempat-tempat yang sudah disepakati sebelumnya.   
    “Saya sendiri turut juga membuka TPA Al-Husnah. Jadi kalau sore saya mengajar anak-anak mengaji di rumah jabatan, sehingga kalau sudah sore saya beralih profesi dan dipanggil sebagai ibu guru mengaji, kecuali kalau pagi hingga siang tetap dipanggil sebagai ibu wakil bupati,” tawanya.
    Ia pun menceritakan bahwa anak-anak yang mengaji di rumah jabatan yakni mulai usia belajar antara kelas I SD sampai kelas 6 SD. Dan latarbelakang murid-murid pengajian ini pun datang dari sekitar rumah jabatan, sehingga pesertanya bukan hanya anak-anak pejabat, tetapi juga yang orang tuanya profesi sebagai petani atau profesi lain.
     Untuk itu, maka Masyhura berharap beberapa tahun ke depan, Bombana sudah terbebas dari buta aksara Alqur’an. “Jadi selain sebagai amal ibadah, juga merupakan program pemerintah, program kami yang tertuang dalam visi-misi kami sebelumnya,” kata istri Ilah Ladamay (staf Ahli di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara ini).
     Menurutnya, perhatian ini bukan hanya terhadap guru mengaji, tapi yang tak kalah pentingnya adalah juga pembinaan majelis taklim yang terus dibenahi dan diperkuat, bahkan dengan kelompok-kelompok pengajian ibu-ibu, baik di masjid maupun di tempat lain, sehingga memang Bombana sekarang ini lagi semarak dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, utamanya pada sore hari hingga menjelang Isya.
     “Kemeriahan” ini juga tetap harus dikontrol, atau dievaluasi secara berkala. “Makanya setiap minggu, saya target dua kecamatan yang dikunjungi,” tambahnya. Untuk itu, Masyhura harus menjangkau 22 kecamatan (hasil pemekaran dari 6 kecamatan) secara bergilir dan kontinyu.  “Khusus tugas pemantauan dan evaluasi ini saya nikmati betul-betul,” jelasnya. (nining)

Menembus Darwin dengan Sandeq


Para pelaut ulung yang menjejakkan kakinya di Darwin Australia itu adalah dari Tim Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin merapat di Darwin, Australia, 21 November 2011, setelah berlayar selama 40 hari sesuai waktu yang dijadwalkan. Para pelaut perkasa itu terdiri atas Ahmad (Fakultas Hukum), Guswan Gunawan (Fisip), Abdul Jalal (Teknik), Fadli (Peternakan), Rusmin (Teknik), dan Lukman mahasiswa S-2 (Ekonomi). Bertindak sebagai nakoda adalah Abdul Jalal.
    Rektor Unhas Prof.Dr.dr.Idrus A.Paturusi yang disertai Wakil Rektor I Prof.Dr.Dadang Ahmad Suriamiharja, Wakil Rektor II Dr.dr.Andi Wardihan Sinrang, M.S. Dan beberapa stafnya, Rabu (23/11) menyambut resmi para pelaut ulung Unhas itu di Darwin 23 November 2011 di Pantai di depan Darwin Sailing Club yang berdiri sejak tahan 1963.
     Dengan adanya perahu sandeq Unhas ini, maka hingga kini sedikitnya ada tiga perahu dari Sulawesi Selatan yang disimpan di Darwin, yakni dua perahu (jenis Padewakang ‘Hati Marege’ dan Lambo yang disimpan di Gallery and Art Museum) Northern Territory, Darwin. Hati Marege berlayar ke Darwin Desember 1987 dan tiba di Darwin 16 Januari 1988 dengan 13 pelaut Sulawesi Selatan yang dipimpin Peter Spillet yang meninggal dunia Desember 2004 di Bali.
    Salah seorang di antara pelaut itu, Mansyur Muhayyang, juga bertemu dengan saudara ‘jauh’-nya di Darwin yang bernama Matjuwi. Mereka menangis sambil berpelukan ketika bertemu.
   Berdasarkan data yang diperoleh Unhas di Gallery and Art Museum Northern Territory. Pada tahun 1640, Australia termasuk salah satu bagian wilayah ekspansi Kerajaan Gowa di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin. Oleh sebab itu, diperkirakan pada tahun tersebut orang-orang Makassar sudah menginjakkan kakinya di Darwin Australia.
    Wakil Konsul Indonesia di Darwin, Nadia Sumampouw ketika bertemu dengan Rektor Unhas Prof.Dr.dr.Idrus A Paturusi dan rombongan, Jumat (25/11) menjelaskan, hubungan historis antara Darwin dengan Makassar selalu menjadi wacana yang mengakrab ketika Wakil Perdana Menteri Northern Territory menyampaikan kesannya saat bertemu dengan Konsuler Indonesia di Darwin.     
    Setelah tiba di Darwin, perahu yang diberi nam a BIRU LANGIT (Blue Sky) itu Akan menghuni Museum Kota Darwin. Rabu (23/11)  sore, perahu sandeq sepanjang sepuluh meter dengan lebar dan tinggi sekitar 90 cm itu ditarik menggunakan trail ke darat. Sebelum ditarik, Rektor Unhas, Wakil Rektor I, II, dan Dekan FKIP Unhas Prof.Dr.Ir,Andi Niartiningsih, MP menyemoatkan  berlayar perpisahan dengan perahu yang sudah menapaktilasi perjalanan. Pelaut Sulawesi menangkap taripang di Australia Lima abad silam.
    Warga Darwin, khususnya angora  Darwin Sailing Club menyambut gembira kedatangan para mahasiswa yang menu rut mereka sebagai "the crazy" (si gila)' karen a keberanian mereka berlayar dengan menggunakan perahu kecil melintasi Samudra Hindia Dan Laut Arafuru.
    Sebagai bentuk sambutan mereka terhadap para mahasiswa itu, warga Australia itu Akan mengajaknya nenikmati beberapa tempat rekreasi di ibu Kota Northern Territory tersebut. (habis)
(m.dahlan abu bakar)

Agenda FKN - Kesultanan Wolio Bhuutuni


Festival Keraton Nusantara (FKN) VIII yang dipusatkan di Keraton Kesultanan Bhutuni Kota Baubau, resminya dimulai tanggal 2 hingga 4 September 2012. Untuk itu, pihak panitia telah mengeluarkan maklumat rentetan kegiatan sebagai berikut :
·         Forum festival keraton nusantara
·         Welcome dinner
·         Pembukaan festival keraton nusantara VIII
·         Kirab agung prajurit keraton kesultanan
·         Pameran benda-benda pusakan keraton dan royal food festival (kuliner)
·         Kesenian tarik klasik dan peragaan busana keraton
·         Dialog budaya dan musyawarah para sultan atau raja
·         Penutupan FKN VIII
·         Forum Festival Keraton Nusantara
Forum Festival Keraton Nusantara dilaksanakan tanggal 1 September 2012 bertempat di Baruga Keraton Wolio Kota Baubau pada pagi hari, session ini merupakan pertemuan pewaris keraton dari seluruh keraton di Nusantara.
     Pertemuan ini membahas masalah yang menyangkut materi acara yang digelar pada Festival Keraton Nusantara, baik evaluasi maupun rencana festival keraton selanjutnya. Forum ini diharapkan mampu menetapkan acara standar minimal yang harus dilaksanakan oleh tuan rumah berikutnya, tempat penyelengaraan yang akan datang dan lain sebagainya yang menyangkut festival keraton nusantara.
     Berhubung acara ini dilaksanakan pada tanggal 1 September 2012, maka diharapkan kepada seluruh pimpinan rombongan FKN agar tiba sehari sebelum acara Pembukaan Festival Keraton VIII.
Welcome Dinner
Seluruh pewaris / sesepuh keraton, tokoh adat, budayawan dan tamu undangan lainnya, akan menghadiri acara selamat datang (welcome dinner) dari tuan rumah Kota Baubau Pusat Keraton Kesultanan Buton.
Pembukaan FKN
Pembukaan Festival Keraton Nusantara VIII dilaksanakan pada tanggal 2 September 2012 bertempat di Maedani Betoambari pada siang hari, dan dihadiri oleh seluruh pewaris, sesepuh keraton dan tamu undangan lainnya.
Kirab Agung
Diharapkan kehadiran seluruh Pewaris / Sesepuh Keraton dan tamu undangan lainnya.
    Seluruh prajurit dari keraton se-nusantara berbaris sesuai keratonnya masing-masing saat upacara pembukaan dan selanjutnya kirab agung atau parade budaya prajurit keraton.
Pameran Benda Pusaka
Pameran dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 September 2012, siang dan malam bertempat di Gedung Maedani Betoambari. Materi pameran terfokus pada upaya mengekspos representasi kekayaan dan keragaman nilai-nilai budaya masing-masing keraton peserta Festival Keraton Nusantara VIII yang dapat dikategorikan pada tiga bagian, sebagai berikut :
Bagian Benda Pusaka Keraton
Pada bagian ini masing-masing Keraton menampilkan benda-benda pusaka yang diunggulkan (Masterpiece) yang dapat berupa mahkota, senjata, tanda kebesaran keraton.
   Bagian Simbol dan Lambang Keraton. Pada bagian ini masing-masing keraton menunjukkan kekhasannya dengan dimanifestasikan dalam simbol dan lambang yang dapat berupa bendera, panji dll.
Bagian Foto Kuno
Pada bagian ini masing-masing keraton menampilkan foto dokumentasi yang menggambarkan berbagai bentuk aktivitas budaya maupun peristiwa penting yang terjadi tempo dulu.
Ketentuan Teknis Pameran :
Benda-benda yang dipamerkan diharapkan merupakan replika benda-benda pusaka keraton atau berupa foto dan sejenisnya.
    Panitia penyelenggara menyediakan tempat pameran, menyiapkan penataan ruang, keamanan internal di ruang pameran serta berbagai bentuk informasi dan publikasi lainnya.
     Keraton sebagai peserta pameran mengirimkan materi kepada Panitia penyelenggara maksimal 3 (tiga) benda disertai foto dan ukuran benda serta historis benda tersebut.
Pemandu pameran menggunakan pakaian daerah masing-masing, informasi tentang materi pameran dan mampu melayani setiap pengunjung dan selalu siap ditempat pameran. Tempat yang disediakan panitia untuk seluruh peserta bersifat pameran bersama.
Royal Food Festival
Merupakan festival makanan tradisional dari keraton yang ada dan masih disajikan saat ini oleh daerah masing-masing. Makanan yang difestivalkan adalah makan utama yang lengkap termasuk suguhan awal dan akhir.
Ketentuan Teknis Festival :
·         Fasilitas tempat pameran disediakan panitia
·         Peserta membawa sendiri perlengkapan makanan
·         Tidak diperkenankan memasak di lokasi pameran
Rincian persyaratan mengikuti royal food festival akan disampaikan kemudian.
Kesenian Tari Klasik
Merupakan jenis tari klasik keraton yang menjadi unggulan dan masih dipentaskan hingga saat ini.  Ketentuan Teknis :
Tiap tim kesenian keraton disediakan waktu pentas maksimal 30 (tiga puluh) menit
·         Pelaksanaan tari klasik keraton merupakan suatu kesatuan  pertunjukkan dengan peragaan busana adat pengantin keraton pada tanggal 2 – 3 September 2012.
·         Tempat pelaksanaan kegiatan di Pantai Kamali pada waktu sore – malam hari.
·         Peralatan spesifik dari masing-masing peserta apabila menggunakan iringan hidup diharapkan membawa sendiri, jika memakai kaset, VCD maupun flash disk, panitia akan menyediakan peralatannya.
Peragaan Busana Keraton
Peragaan Busana Keraton merupakan kegiatan “Busana Adat Pengantin Keraton”dan masih digunakan hingga masa kini.
Ketentuan Teknis :
Peragaan busana ini merupakan bentuk dari bagian prosesi upacara adat pengantin keraton
Tanggal pelaksanaan kegiatan 2 – 3 September 2012 bertempat di Pantai Kamali
Prosesi upacara adat pengantin Keraton ini dikemas dalam bentuk pertunjukkan dengan busana pengantin lengkap (seperti aslinya) dengan diiringi musik pengiring dan disertai pembacaan narasi untuk memperjelas kelengkapan prosesi tersebut. Peragaan busana adat pengantin keraton ini dikemas bersama dengan pergelaran kesenian tari klasik.
Dialog Budaya
Seminar ini merupakan eksperimen untuk mendialogkan berbagai macam kearifan lokal. Dengan cara ini, nilai-nilai lokal dihidupkan dan diajak untuk berdialog menyikapi tantangan zaman.
     Sesuai dengan Tema Festival Keraton Nusantara VIII “NUSANTARA PUSAKA DUNIA”  tema seminar ini mendukung tema besar yaitu “Merajut Kearifan Budaya Lokal “Bincibinciki Kuli” Sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa “
Ketentuan Teknis :
·         Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 4 September 2012 pagi hari, bertempat di Baruga Keraton Wolio Buton Kota Baubau
·         Peserta dialog budaya merupakan paraseluruh pewaris / sesepuh keraton, pemangku adat, budayawan, cendekiawan dan tokoh masyarakat serta utusan FKN.
·         Kegiatan dialog budaya pelaksanaannya dirangkaikan dengan Musyawarah para Sultan / Raja.
Musyawarah para Sultan / Raja
Musyawarah Para Sultan / Raja ataupun utusan FKN di lakukan untuk menentukan daerah pelaksana FKN selanjutnya.
     Musyawarah dilaksanakan pada tanggal  4 September 2012 sore hari bertempat di Baruga Keraton Wolio Buton dan di laksanakan setelah acara dialog budaya.
Penutupan Festival
Akan dilaksanakan tanggal 4 September 2012 malam hari. Diharapkan hadir seluruh pewaris / sesepuh keraton nusantara dan tamu undangan lainnya.
      Akan dibacakan rekomendasi dialog budaya dan musyawarah para Sultan / Raja yang merupakan pesan-pesan budaya yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan dimasa yang akan datang.(dispar baubau)