SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.

Senin, 25 April 2011

MUNA MEKAR (1) : Menakar Budaya Wuna

Kabupaten Muna dalam kemudi L.M.Baharuddin terus berbenah, kini semakin mantap mempersiapkan pemekaran. Untuk syarat-syarat itu, tentu dibutuhkan kelengkapan administrasi negara.(f:kutu.com)

Makassar, (KBSC).
Kabupaten Muna, setelah sebagian wilayah administrasinya dimekarkan ke dalam Kabupaten Buton Utara, kini kabupaten kepulauan tersebut tidak lama lagi akan kembali mekar menjadi dua kabupaten dan satu kota. Yakni, kabupaten induk (Kabupaten Muna sendiri), Kabupaten Muna Barat, dan Kota Raha.

Keunggulan Kabupaten Muna masih ditunjang dengan berbagai sumber daya alam, seperti areal persawahan sekitar 1.400 hektar, disupport dengan berbagai infra struktur lainnya. Sementara keunggulan kabupaten baru nanti, Kabupaten Muna Barat, yaitu terletak pada sumber daya kelautan dan pesisir.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Muna, Lakusa, di Makassar mengatakan, kekayaan bawah laut dengan keragaman speciesnya lebih kaya dari Wakatobi. Menurutnya, kalau Wakatobi jenis species bawah lautnya hanya sekitar 1.500-an jenis, sementara di Selat Muna (yang mengapit antara Kepulauan Muna dengan daratan besar pesisisir selatan Sulawesi Tenggara) sedikitnya terpendam 2.000-an species.

“Keragaman ini belum termasuk populasi ikan yang melimpah ruah, makanya nelayan-nelayan dari Teluk Bone (Sulawesi Selatan pesisir timur dan selatan) juga melayari kawasan ini,” ungkap Lakusa.

Hal ini dimungkinkan, Lakusa menerangkan, karena di Selat Muna itu, terdapat arus yang keras, utamanya pada musim-musim tertentu, dan seperti diketahui tempat bersarangnya  ikan-ikan samudra adalah arus yang keras.

Jadi di seluruh perairan Sulawesi ini, termasuk Selat Banda (Maluku), maka Selat Muna yang paling besar ‘daya tampungnya’. “Perairan ini adalah gudang ikan Indonesia Timur,” lanjutnya, sambil menyayangkan bahwa Selat Muna belum banyak dikenal orang, termasuk nelayan, sebagai kekayaan terbesar ekosistem laut nusantara. 

Bidang lain keunggulan Muna Barat, adalah kota pelabuhan Tondasi yang strategis, yang mengubungkan kepulauan Kabaena dan Sulawesi Selatan. “Saat ini pelayaran Kapal Fery rute Muna-Sinjai  dan Bulukumba (Sulsel) dua kali dalam sepekan,” tegas Lakusa.

Selain aset perairan yang melimpah, Muna Barat juga memiliki bandara, dimana bandara yang telah dibangun oleh Bupati Muna Ridwan BAE, masuk ke dalam wilayah administrasi Muna Barat. Jika nantinya ini setelah mekar, Lakusa berkeyakinan, bahwa bandara ini akan dibenahi secara semaksimal.

“Bandara ini nantinya akan melayani penerbangan rute Muna – Makassar, tentu dengan pesawat berbadan kecil,” jelasnya.  Menurutnya, dengan maksimalnya pelayanan bandara ini nantinya, Muna secara keseluruhan dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Karena selama ini, untuk mencapai Muna, utamanya arus kedatangan dari Makassar atau Sulawesi Selatan, harus menemui rute yang panjang, misalnya dari Kendari baru ke Muna melaui laut. Tapi yang lebih sulit adalah kalau menggunakan rute laut, misalnya dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, dengan menggunakan Pelni atau kapal barang, hanya transit di Kota Bau-Bau, setelah itu barulah menggunakan kapal cepat ke Kota Raha (ibukota Muna).

Atau jalur laut Bajoe (Bone-Sulsel), lalu naik fery ke Kolaka (Sultra) lalu naik darat lagi, ke Torobulu (Kab.Konsel) dengan menggunakan fery ke Raha, atau dari Kolaka langsung ke Kota Kendari lalu ke Raha dengan kapal cepat.

Sedikit yang lebih gampang dan mudah, adalah pelayaran dari pelabuhan Kabupaten Bulukumba atau Kabupaten Sinjai (Sulsel) lalu naik fery langsung ke Tondasi (Muna Barat). “Rute ini hanya ditempuh 8 – 12 jam), sama waktu tempuh antara Bajoe – Kolaka,” jelas Lakusa.

Jalur ini lebih memiliki prospek cemerlang dimasa mendatang, karena jalur pelayaran ini, adalah rute dagang langsung dari Makassar jalan darat ke Bulukumba dengan waktu  tempuh 5 – 6 jam.  Mobil-mobil kelas berat, atau 10 roda yang memuat peti kemas tidak mengalami kesulitan pengangkutan karena jalan datar (tidak ada tanjakan terjal dan tikungan curam) antara Makassar dengan Bulukumba, sehingga segala barang gelondongan, dapat langsung naik kapal dan diterima di Muna dalam keadaan tanpa bongkar. (sultan darampa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi