SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.

Senin, 25 April 2011

Penelitian Terbaru tentang Kepiting (1)

Ladang pengembangbiakan kepiting keramba. Kepiting ini menjadi sumber protein utama, selain cangkangnya yang juga merupakan mesin produksi baru.

Makassar, (KBSC)
Ketika kita mendengar orang menyebut kepiting, di benak kita yang terbayang adalah binatang berkulit keras dan memiliki 'senjata' berbahaya. Capit kepiting memang tidak mematikan, tetapi cukup menyakitkan. Brengseknya, kepiting juga nakal. Saat capitnya sudah 'membekuk' mangsanya, biasa ditinggalkan begitu saja.

Artinya, capitnya tetap melengket di mangsanya, dan badan kepiting yang lain melarikan diri.Mirip orang tabrak lari. Habis korbannya digigit, dia malah kabur.  Dia memang tak pusing dengan capitnya yang ditinggal pergi. Soalnya, dalam beberapa bulan ke depan, di lokasi eks capitnya itu akan tumb uh capit baru.

Soal kedua, bagian tubuhnya yang keras, sering menyulitkan, musuh kepiting memangsa binatang ini. Namun ke depan, kita bakal menemukan kepiting bercangkang lunak (soft shell). Itu sudah pasti diburu di pasar dunia karena nilai gizinya yang tinggi. Juga dijadikan sebagai bahan baku industri makanan dan kesehatan. Pembudidayaan soft shell ini juga dapat mengurangi angka pengangguran.

Kepiting merupakan sesuatu komoditas yang sangat serbaguna. Mulai dari daging hingga kulit (cangkang) memiliki nilai ekonomi. Kepiting ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan hingga obat-obatan yang penting bagi manusia.Dagingnya mengandung nutrisi penting bagi kehidupan dan kesehatan. Secara umum kepiting rendah lemak, tinggi protein, dan sumber mineral serta vitamin yang sangat baik serta mengandung selenium yang berperan mencegah kanker dan pengrusakan kromosom dan juga meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri.

Secara umum, daging kepiting rendah lemak, tinggi protein dan sumber mineral serta vitamin yang sangat baik. Meskipun mengandung kolesterol, makanan ini rendah kandungan lemak jenuh, merupakan sumber niacin, folate dan potassium yang baik, dan merupakan sumber protein, vitamin B12, Phosporous, Zinc, Copper, dan Selenium yang sangat baik. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan pengrusakan kromosom, serta meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri

Selain itu, kepiting lunak atau soka ini mengandung nilai nutrisi tinggi terutama chitosan dan karatenoid yang banyak terdapat pada kulit kepiting. Kulit kepiting juga telah dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan baku obat dan kosmetik yang dapat diekspor. Hal ini lah yang menjadikan hewan bercangkang keras ini menjadi buruan bagi negara maju khususnya di benua Amerika dan Eropa.

Hal itulah yang menjadi daya tarik bagi Dr. Ir. Yushinta Fujaya M.Si mengembangkan potensi ini. Sebagai negara kepulauan, Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor kepiting dunia. Tiga tahun lalu alumnus Fakultas Peternakan angkatan 1983 Unhas ini mengawali penelitiannya.
 ”Penelitian ini mencari teknologi untuk bisa digunakan di industri perikanan dalam memproduksi kepiting cangkang lunak  produk ekspor,” ujarnya optimis.

Alhasil, kerja kerasnya membuahkan hasil yang memuaskan. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ini telah menemukan metode yang dapat mengubah cangkang kepiting menjadi lunak. Dengan menggunakan pendekatan psiologi dan mengembangkannya dengan metode hormonal. Gayung punbersambut, penelitian ini mendapat perhatian dari Kementerian Riset dan Teknologi dengan memberikan bantuan penelitian dan kini berjalan selama dua tahun.

Soft shell ini diteliti dengan teknologi molting. Molting merupakan proses pengelupasan cangkang lama yang keras dan digantikan dengan cangkang baru. Cara kerjanya yakni kaki-kaki kepiting bakau ini ditanggalkan atau dipatahkan dan terinduksi molting yang terdapat pada hormonal alami bayam. Kaki-kaki kepiting ini dapat tumbuh kembali karena kepiting mempunyai kemampuan regenerasi. Selain bayam hormon molting ini juga terdapat pada tumbuhan pakis dan paku-pakuan. (h.d.dahlan abubakar-pemred ProFiles)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi