SC Office : Jln.Pampang I, No.23C, Makassar - Sulawesi Selatan. Mobile : 081341640799. FB : Sulawesi Channel. Email : sulawesichannelnews@yahoo.co.id.

Kamis, 14 Januari 2010

Training OM bagi Gowa - Takalar




Setelah ACCESS-AusAid melakukan implementasi program di Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto, maka kini ACCESS akan melebarkan programnya di dua kabupaten tambahan, yakni Kabupaten Gowa dan Takalar Sulawesi Selatan.

Sebelum implementasi program beberapa tahapan yang harus dilalui oleh calon mitra langsung ACCESS diantaranya adalah orientasi outcome mapping. OM ini adalah salah satu metode learning bagi masyarakat atau komunitas.

Lanjutan training OM ini adalah penjajakan, dan bagi LSM atau calon mitra langsung ACCESS di dua kabupaten tersebut diberi waktu sekitar satu bulan, selama Januari 2010, untuk melakukan penjajakan, atau training need assessment sesuai isu atau tematik yang diusung oleh 11 LSM dari dua kabupaten tersebut.

Koordinator Propinsi (Koordprop) ACCESS Sulawesi Selatan, Sartono, yang akrab dipanggil Pak De, mengungkapkan, orientasi OM ini adalah keharusan bagi calon-calon mitra ACCESS. Karena tools ini memuat berbagai metodologi yang berorientasi partisipatif.

“ACCESS telah mensyaratkan GSI (gender social inclusive) dan TKLD (tata kelola local demokratif) sebagai prinsip-prinsip dalam mendorong berbagai isu-isu program di masyarakat. Misalnya setip proses yang dilaksanakan secara kuantitas harus meanstreaming gender 50 : 50,” kata Pak De.

Menurutnya, 50 : 50 (perbandingan prosentase 50 persen perempuan dan 50 persen laki-laki) adalah upaya nyata untuk mendorong secara aktiv perempuan-perempuan dalam berbagai profesi dan level ikut terlibat secara langsung.

Tetapi yang lebih penting dari prosentase 50 : 50, adalah bagaimana perempuan, orang-orang miskin dan kaum terpinggirkan, merupakan actor utama dalam setiap proses atau aktivitas yang berjalan. “Jadi intinya bukan saja mereka terlibat secara fisik, tetapi jauh lebih diimpikan adalah terjadi perubahan perilaku positif bagi perempuan, orang-orang miskin dan kelompok terpinggirkan,”  ungkapnya.

Diakuinya, selama ini, perempuan diposisikan sekadar pelengkap dari setiap isu-isu strategi dan perencanaan-perencanaan pembangunan yang dilaksanakan.  “Jadi melalui program ini, maka ACCESS memiliki tanggungjawab moral untuk pemberdayaan perempuan lebih nyata,”  sambungnya.

ACCESS – AusAID di Sulsel diperkuat sejumlah fasilitator, selain Sartono, Juju, Ratna Arasy, Sari,  dan beberapa personil admin. (s.darampa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini adalah bagian dari upaya transformasi informasi